Tak Seindah Katamu

Buku Relung Jiwa Pasung Luka
Dan aku masih percaya
bahagia bisa diciptakan dengan cara

Mencintai dan menerima segala luka
mendewasakan diri dengan pengalaman
pahit dan manis yang diajarkan kehidupan
padaku. Dari riwayat kematian
juga jejak perjalanan.

Dan aku masih mengimani segala hal
yang pernah kau sebutkan di masa lalu.

Bahagia pasti akan datang
entah kapan. Maka tenanglah
dan bersabar sebentar, karena
takkan kau dapatkan penyesalan.

Dan aku masih melanjutkan meski
nanar luka hampir membunuh kewarasan.
Seperti katamu beberapa pekan lalu,

Cinta datang bukan untuk melukai
perasaan, justru ia mengajarkan
bagaimana hati ditangguhkan.

Aku masih ingin percaya
segala perkataan yang pernah kau jelaskan
namun apalah daya. Segala yang sudah
kau sebutkan tak lebih dari alasan
untuk membuatku tenang.
Seharusnya kau lebih paham dan mengerti
kehidupan tak sesederhana yang dipikirkan orang.

Jujur saja, aku
tak lagi sanggup melanjutkan;
bersabar pada keadaan
setelah kenyataan melumat isi dadaku.
Andai kau tahu, aku masih ingin percaya
pada fakta yang tak juga jelas seperti apa.

Aku begitu ingin percaya
cerita dan kisah-kisah yang
kau dongengkan. Namun apalah daya
pikiran dan pengetahuanku tak sepadan dengannya.
Maaf aku hanya bisa menyimpulkan
hidup tak seindah dan semudah perkataanmu.

Yogyakarta, 21 September 2019
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama