Benar, seperti aku yang menunggu
kedatanganmu meski tak tahu itu kapan.Menurutmu menunggu
membosankan, bukan? Tapi bagiku:
Menunggu adalah latihan menabahkan
perasaan dan menunaikan
ibadah kerinduan.
Sampai jumpa di kehidupan
yang tak lagi dikenal akal
ketika jarak menentukan sebuah pertemuan
yang mungkin bagimu kelalaian
dan sebaliknya bagiku adalah kewajiban
menunaikan segala rasa yang tertahan.
Menunggu kepastian yang Tuhan berikan
adalah sebuah cara mendewasakan
pikiran dan mewaraskan pengetahuan.
Darinya aku maupun engkau akan belajar
bagaimana seharusnya cinta dikatakan
tanpa harus takut menyesal.
Jika nanti sampai sebuah janji dan
ikatan mampu ditunaikan
maka izinkan aku mencintaimu
dengan lapang; tak mengenal
rasa takut dan ditinggalkan.
Sebab jauh sebelum pertemuan
maupun hal-hal yang kau sebut dengan
menunaikan perasaan,
Cintaku tumbuh dan mengakar
pada kehidupan; semesta yang
penuh ketidakpastian.
Menghilangkan nalar dan ambigunya
rasa nyaman.
Jika memang
kedatangan telah disuratkan Tuhan untuk kita
hidup beriringan; merawat bahagia juga
menyembuhkan luka;
ingatan yang tak mau kau kenang kedua kali
adalah cara menabahkan segala
upaya yang membawa pada masa depan
:Bersamamu selamanya dalam ikatan.
Yogyakarta, 23 September 2019