Di Sebuah Kota Bernama Yogyakarta

Yogyakarta, Rindu dan Kamu
Kelak pencarianmu akan usai
dan mungkin kau gagal;
merasa Lelah pada keputusan
yang telah kau tentukan.

Aku tidak akan mendoakan keburukan
sebab cinta mengajarkan
bagaimana memberi
dan berlapang dada.
Menerima segala hal
yang memang tak disuratkan saat ini.

Aku hanya akan menyampaikan satu hal
pada kesempatan yang mungkin
tak kau perhitungkan

Jika nanti kau merasa lelah
dalam pencarianmu, maka kembalilah
ke jalan sebelum kau memulai.

Di sini ada aku yang tabah
dengan cintanya menunggu
tanpa pernah merasa menyesal.

Doaku masih yang terbaik untukmu
dan semoga senantiasa Tuhan
memberikanmu kemudahan
untuk urusan bagaimana aku bersabar
biarlah menjadi bagian pilihan sendiri.

Tak perlulah kau merasa iba
dan menyesali
karena Tuhan telah mengajarkan
seperti apa hidup harus dijalani.

Untukmu yang saat ini yang
tengah berpetualang
entah ke mana dan mencari siapa.
Jika nanti kau merasa bosan
dan merasa hilang arah serta tujuan

Temukan aku di sela hatimu yang mungkin
kau lupa sebelumnya di mana.
Temukan aku di sisi jiwamu
yang mungkin tak kau ingat aku di mana.

Sampai nanti dan berjumpa lagi
di kehidupan yang entah seperti apa.

Selamat berjuang kuucapkan
semoga kelak Tuhan bermurah hati
mempertemukan kita, di satu tempat
yang tak pernah disebutkan kehidupan.

Di ujung perbatasan kota
semula kita berjumpa dan berbicara.
Tentang masa lalu yang kita
sama-sama enggan mengingatnya.
Dan masa depan yang penuh
dengan ambisi; harapanku
untuk bersamamu.

Sampai jumpa di sebuah kota
yang penuh cinta dan rindu.
Semoga kita menjalin keseriusan
dan tak perlu menyesali kekeliruan
yang telah kita alami.

Di ujung perbatasan kota
semula kita berjumpa dan berbicara.
Kota yang banyak melahirkan cinta
dan membesarkan rindu
:Yogyakarta

Yogyakarta, 24 September 2019
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama