Tanpamu, Aku Yakin Baik-Baik Saja

Seri Kesembilan Belas Kehidupan dan Doa
Ritus & Langgam, Prosa --- Hai masa lalu yang datang tiba-tiba? Tenang saja, kini aku baik-baik saja. Tidak perlu risau dan khawatir pada telaga cintaku. Aku tak lagi butuh rasa iba, karena telah kutemukan cerita yang lebih haru daripada kata bahagiamu waktu itu.

Janji manismu tentang kebahagiaan tidak lebih dari hal tabu, menjadi larangan dan pantangan untuk diucapkan. Pun kenangan tentangmu laiknya altar persembahan setan-setan, tempat pemujaan dan bersemayamnya kutukan. Membawa bahagia pada petaka dan mencabik-cabik keinginan menuju masa depan yang diidam-idamkan.

Aku tidak mau memungkiri bahwa kau pernah menjadi alasan berjuang sekaligus menjadi sosok penyemangat hari-hariku. Aku berterima kasih padamu atas bahagia yang pernah kau berikan dan aku pun mengutuk, semua luka yang kau torehkan.

Batinku masih merasa enggan untuk menerima, tentang kepergianmu dan bahagia yang seakan-akan kau renggut begitu saja. Namun, aku juga harus sadar diri bahwa luka harus diobati dan keinginan melanjutkan harus dipupuk hari ini karena kenyataan memang pahit dan mimpi-mimpi tampak begitu manis.

Sudah cukup lama aku terlarut dalam kubangan air mata. Terlebih beberapa pekan seperti orang pesakitan yang enggan beranjak mencari kesembuhan. Setidaknya saat ini aku harus kembali kepada keadaan sebelum mengenalmu. Jika nanti kenangan tentangmu kembali, aku punya alasan untuk tak menerima apalagi memberi kesempatan tinggal dalam hati.

Aku ingin melangkah pergi, menuju tempat bernaung dan berteduh yang di sana tak ada kamu. Membebaskan diri dari segala perih dan pahitnya kenangan. Tanpamu, aku yakin baik-baik saja karena di sana ada cerita yang lebih haru dan Tuhan tahu perjalananku menuju ke tempat itu. Menemukan cinta dan cita-cita yang kembali tangguhkan jiwa, sebuah rasa yang dipilih-Nya.

Yogyakarta, 02 Agustus 2019 

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama