Mengingatku Perkara Tak Wajib

Seri Keduapuluh Satu Kehidupan dan Doa
Ritus & Langgam, Prosa --- "Sebelum kau lupakan segala hal yang pernah kukatakan, telah kusiapkan catatan kecil untuk kau jadikan alasan: Mengingatku adalah perkara yang tak perlu kau wajibkan."

Tulisan dan kata-kata cintaku, tak perlu kau eja apalagi dihafal sempurna. Cukup kau kenang saja, bahwa aku pernah di sana, diwakili tulisan-tulisan itu. Menyampaikan cinta, rindu, dan segala bahagia juga keluh kesah.

Pada baris bait yang kau baca ada sebuah rasa, tersirat untuk kau pelajari maksudnya. Mungkin dengan begitu kau mampu pahami, apa yang coba kuhaturkan sebelum melupakan dan dilupakan sampai pada keinginan juga keputusan: Aku siratan hati, tercabik-cabik ego dan kepalsuan. Mencoba baik-baik saja meski perih tak lagi bisa disangkal.

Semoga saja kau mau membacanya meski sedikit ungkapan yang bisa kuutarakan, siapa tahu segalanya bisa lebih bermakna dari biasanya karena aku tak cukup pandai melafalkan cinta. Pun tak begitu fasih mengutarakan rindu. Aku hanya bisa menuliskan sepatah kata dan memuisikan sebait doa dalam semoga. Meski demikian, setidaknya aku mau berupaya dengan sedikit perantara.

Aku yang selalu mencoba bicara tanpa beribu-ribu kata dan frasa adalah sirat-sirat keberanian yang terkungkung ketakutan, tertelan perih penuh kekhawatiran; terpenjara dan tersegel di penjuru penjara yang pekat: cinta tak bisa kugapai, begitu pun dengan rindu yang tertelantarkan. Aku adalah cita-cita, mempersiapkan diri untuk menerima sakitnya perpisahan dari segala kemungkinan yang tak disemogakan semesta.

Laiknya pengikhlasan yang harus ditempa dan kesabaran yang terus disiram tumbuh. Aku isak tangis, tak mengenal kata usai. Lahir dari kegagalan bicara dan mengungkapkan. Mencoba memami segala persoalan yang timbul dari ketidakberanian.

Wates, 04 Agustus 2019

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama