Mengenang dan Melanjutkan Perjalanan

Seri Keduapuluh Tiga Kehidupan dan Doa
Ritus & Langgam, Prosa --- Kenanglah semua yang pernah kau raih, darinya kau akan belajar bahwa cinta tak pernah lupa menguatkan. Pun saat kau membukakan pintu waktu itu, cinta mengembara dengan perasaan takut dan bimbang karena ia selalu diintai penyesalan dan luka-luka mendalam.

Ketika hatimu terluka karena cinta tak bisa menemanimu berjalan, mungkin saat itu kau harus bersikap tegar. Mau menerima segala kemungkinan yang tak bisa kau nalar. Bukankah selain merasa bahagia karenanya kau juga jatuh terlalu dalam, sebelum akhirnya sadar bahwa cinta selalu percaya bahagia bermuara: jatuh dan cintamu lebih dulu mengingatkan.

Tenang saja, seseorang yang pernah meninggalkanmu pasti memiliki penyesalan tersendiri. Ada bagian dari dirinya yang hilang dibawa olehmu. Perbuatannya mungkin menyakitimu, membuatmu susah melupakan setiap kebahagiaan. Namun, dalam hati terdalamnya ada harapan untuk menemukan seseorang yang sepertimu.

Kenangan tidak harus dilupakan dan tak perlu kau bangga-banggakan, sebab ingatan tak mungkin mengingatnya dengan kekal. Cukupkan saja sebagai pengetahuan, bahwa cintamu pernah membawa seseorang pada lamunan panjang masa depan; sempat berpikir mengarungi samudra pasang dan berharap sampai di bibir pantai bertemu denganmu.

Rawatlah ingatan waktu itu, siapa tahu ia akan mengajarkanmu bagaimana merelakan dan bersikap tegar. Memperjelas kemungkinan yang tak direstui masa depan, pun mengungkap ikhlasnya pengorbanan. Darinya akan kau temukan metode melupakan, mengumpulkan kembali kenang yang sempat terurai; menambal retaknya hatimu. Setelah kau cukup tangguh untuk bertarung dan menantang kemustahilan. Biarkan doa-doa sucimu yang sempat melangit membawa sosok pangeran, ditemani Jibril atas restu Tuhan.

Cukupkan setiamu dulu mengajarkan, mencintai bukanlah perkara setengah-setengah karena mencintai adalah menerima dan memberi; menerima segala kekurangan dan luka-luka yang disebabkannya; memberi bahagia dan asamu untuk cita-cita bersama. Maka berlakulah bijak dan lapang dalam menyikapi banyak hal. Setidaknya bersyukurlah ada kesempatan yang Tuhan berikan untukmu saling melengkapi meski tak bisa dimiliki seutuhnya.

Saat itulah, semesta akan meridaimu, langit dan bumi mendoakan semoga kekal menghampiri. Ketabahan dan kesabaran memperkuat jiwamu untuk tak lagi termakan janji-janji manis seperti dulu. Sambutlah segala bahagia yang telah Tuhan persiapkan. Bukankah kau masih percaya, keajaiban dan kesempatan menyambangi kehidupan lebih dari fakta-fakta yang kau pikirkan?

"Setiap kisah yang pernah kau jadikan alasan adalah proses untukmu mengenang dan melanjutkan perjalanan hidup menuju masa depan."

Semoga kenangan dulu lebih bijak kau gunakan dan cinta tak lagi mengkhawatirkan. Kini, biarkan kepastian mempersilahkan keputusan, merelakan atau menerima yang telah dinobatkan. Oleh Tuhan dan juga semesta, untuk bahagia dan masa depanmu: Mengenang dan melanjutkan perjalanan.

Wates, 07 Agustus 2019

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama