Hidup Selalu Dipertanyakan Orang Lain

Seri Tigapuluh Tiga Kehidupan dan Doa
Ritus & Langgam, Prosa --- Hidup adalah cara pandang yang distimulasikan setiap orang pada kebenarannya sendiri maka tidak perlu merasa takut dan risau ketika hidup selalu disalahartikan oleh pemahaman manusia, karena pada dasarnya manusia berpikir menurut kebenarannya sendiri.

"Ada yang pandai memendam perasaannya dan ada pula yang lihai menyembunyikan kekhawatirannya. Selain itu ada sebagian yang dewasa pikirannya namun labil hatinya."

Mudah menjustifikasi sebab lupa kesalahan sendiri. Parahnya lagi ia enggan untuk mengintrospeksi diri dan hanya melihat kondisi seseorang sebagai kesalahan meski sebenarnya benar. Dalam kehidupan sehari-hari akan banyak ditemukan orang-orang dengan pemikiran “menyalahkan tapi enggan memperbaiki, menjalani kehidupan dengan pertimbangan dan alasan untuk tidak disudutkan; memberikan kritik yang menurutnya benar namun membuat kenyamanan seseorang hilang”.

Orang-orang dengan pemikiran seperti ini seakan-akan membuat stigma pada dirinya sendiri bahwa ia adalah seseorang dengan perilaku prososial, namun sebenarnya tidak lebih sebagai pemuasan kepentingan sendiri dan tindakan pencegahan untuk tidak disalahkan. Banyak orang mencoba untuk berperilaku preventif namun kenyataannya untuk keuntungan sendiri. Menenangkan perasaan dan mengamankan tindakan-tindakan namun lupa caranya belajar bagaimana seharusnya peka pada keadaan dan kenyataan hidup seseorang.

"Untuk menjadi baik, setidaknya lakukanlah tindakan yang benar dan untuk menjadi orang yang bijak, maka berlumrahlah ketika orang lain memandangmu buruk. Sebab hidup selalu dipermasalahkan dan dipertanyakan oleh orang lain."

Sebelum memutuskan kebenaran dan kesalahan atas hidup seseorang, alangkah baiknya merumuskan ulang bagaimana cara menilai dengan sudut pandang dan perasaan; melibatkan pikiran dan hati. Bukankah hidup selalu dipertanyakan, baik oleh diri sendiri dan orang lain? Maka tidak perlulah memusingkan bagaimana hidup harus diselesaikan, namun mulailah berpikir bagaimana seharusnya hidup dijalani. Tentang bagaimana perspektif orang pada dirimu dan hidupmu, tidak perlulah kau merisaukannya sebab Tuhan tidak pernah keliru menilai baik dan benar keputusan.

Selamat berjuang, teruslah berpikir “hidup adalah perjalanan yang perlu diteruskan; dilanjutkan tanpa pernah takut kegagalan datang”. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang baik-baik saja, bersikap selayaknya manusia. Tidak mudah memperdaya diri untuk sekadar kemenangan pribadi dan pemuasan nafsu tapi lupa bagaimana berempati dan bersimpati.

Wates, 22 Agustus 2019

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama