Aku Ingin Mencintaimu dengan Tulus

Seri Tigapuluh Dua Kehidupan dan Doa
Ritus & Langgam, Prosa --- Aku ingin mencintaimu dengan tulus dan tidak lama, namun cukup untuk dibawa sampai akhir perjalanan; menyelesaikan petualangan dan pengembaraan; menjemput kasih Tuhan tanpa rasa putus asa. Aku ingin mencintaimu tanpa harus memedulikan masa depan akan seperti apa, biarkanlah aku berpasrah dan berserah diri kepada Tuhan yang mempertemukan kita di masa lampau.

Tahukah engkau, ketika senja memerah saga warnanya; ranum cinta penuh asa, sekian doa penuh darmabakti. Untukmu yang namanya bersemayam dalam diri, semogakan dan aminilah segala perjuangan. Lalu, untuk kata perpisahan? Biarlah Tuhan mengajarkan bahwa hidup adalah utuh bersamamu – bahkan setelah nisan namaku tertera, cintaku milikmu seutuhnya.

Sayang … Biarkanlah cintaku mengenal Islam dan rinduku memilih iman, karena rasa yang berpetualang pasti kembali pada pelukan. Mewujudkan semoga dengan kepercayaan yang Tuhan turunkan, pada hati dan pikiran. Untukmu segala keharusan dan perjuangan tak perlu dipertanyakan kebenarannya, sebab Tuhan sudah memutuskan baik dan tidaknya sebuah pilihan.

"Yang baik adalah dia yang mencintaimu dengan ketabahan dan keikhlasan tanpa pernah sekalipun mempertanyakan bagaimana caramu sampai, pada pelukan dan kebersamaan."

Masihkah pertanyaanmu yang meragukan cinta kasihku mengakar atau rinduku yang khilaf waktu itu kau salahkan? Semoga saja tidak, karena rasaku tumbuh bersama doa-doa selepas lima waktu. Tentang bagaimana caraku mengupayakan, tidak perlulah kau risaukan. Sedangkan untuk kebersamaan, biarlah perjumpaan merumuskan sendiri bagaimana rindu tak perlu jadi candu.

Sayang, tahukah engkau? Sesungguhnya cinta dan keseriusan tidak perlu diperdebatkan karena setia dan tidaknya itu milik perasaan. Lalu untuk sebuah kepastian, biarlah Tuhan yang menyempurnakan dan memutuskan. Tugas kita adalah mempertahankan dan memperbaiki segala kesalahan; memaafkan kekurangan dan labilnya perasaan; mengikhlaskan segala ketentuan untuk Tuhan nobatkan.

Berdoalah tanpa pernah sekalipun berpikir cinta tak dipersatukan dan rindu tak dituntaskan. Kita hanya perlu meyakini, utuh rasa bersemayam dalam masing-masing hati dan semesta dengan senang hati mengamini segala semoga.

Sayang … Sampai bertemu di pelaminan, tanpa keraguan dan ketakutan. Bila nanti bersanding, maka jangan biarkan aku berpaling. Sebab ikatan bisa saja diputuskan dan cinta selalu wawas diri. Semoga sampai pada haluan, di mana bersama adalah hal pasti.

Wates, 21 Agustus 2019

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama