Ritus & Langgam, Karya & Naskah --- Dekapanmu, tempat segala perasaan bermuara. Tak jemu-jemunya ia tabah meski terkadang sifat serakah keluar begitu saja dari kenakalan anak-anakmu, tapi masih saja doa-doa mengalir; menyisir hati; membersihkan diri.
Tak ada kelalaian apalagi kecemburuan ketika tanpa getir salah satu anakmu berjalan hendak menggapai usia remaja. Ketabahanmu masih sama dan perasaanmu tak berubah, justru semakin merekah. Kuat ke akar-akarnya.
"Kelak, anak-anakku akan pergi jauh dan memiliki banyak kesibukan. Kuharap ia sehat selalu dan senantiasa mengingat bahwa tempat segala tabah bermuara dari doa-doa masa kecilnya" batin seorang Ibu ketika melihat anaknya bermain dan dari waktu ke waktu larinya kencang, begitu juga dengan gelak tawanya memancing banyak teman sebayanya.
Pohon jambu air yang sudah hampir berumur 59 tahun itu masih kokoh berdiri, menjadi tempat berteduh sekaligus catatan sejarah buah hatinya tumbuh.
Di rindang bayang-bayang waktu, angin melambai dan di atas pohon jambu air bersejarah itu, burung-burung berzikir. Berseru kepada alam, ada rindu dari perempuan yang tak pernah merasa getir persoalan hidup dan tak pernah kalah pada keadaan.
Sudah menyapa ibumu hari ini, dengan doa-doa yang tak merasa Riya dan sombong?
Sebuah Puisi Tempat Rindu Berpetualang
Dan biarkan akukembali pada pelukmu, Bunda.
Tak merasa cemas waktu
atau pun tak perlu merasa
takut kalah apalagi tak mampu:
Berjuang adalah tugasku;
Doa kebiasaanmu.
di batas peralihan
ketika senja beradu.
Wajahmu tempat segala perasaan.
Mengadu tenang
dan dekapanmu tempat segala
rinduku berpetualang
tak pernah kelelahan.
Kembali bersama doa
menjelang subuh dan fajar.
Yogyakarta, 24 Juli 2020