Rindu dan Ingatan-Ingatan Tentangmu

Prosa dan Puisi Tentang Rindu

Ritus & Langgam, Puisi & Prosa --- Ingatanku menerawang jauh. Di hari itu, kudengar senandung lagu cinta yang sering kau nyanyikan. Lirik-liriknya mengintrik dan sesekali mengetuk pintu hati.

Seraya berkata, "cintaku telah ranum dan jiwaku nelangsa. Kita tak pernah tahu, seberapa pun kita mencintai seseorang, ada saat di mana perpisahan menjadi salah satu jalan atas kebaikan dan pilihan."

Gema melodi terus menggerayangi, seakan-akan ia hendak menggerogoti pikiran. Jiwaku kalut dan dadaku seketika sesak.

Air mata mengalir, seperti deras mata air pegunungan. Bulir menggantung dan percik kenang membawaku ke hulu.

"Semarak tawa-tawamu, seperti langgam. Di sana kutemukan engkau bersimpuh, bermunajat kepada Tuhanmu. Sedang aku, berdiri jauh."

"Aku duduk dan bersila. Kepada Sahyang kuhaturkan salam dan perkenalan. Dalam hening alam dan samadi, kusebutkan segala apa yang pernah terjadi antara kau dan aku."

Cerah langit dan harum tanaman. Sasmita dan sukmaku, menyatu. Di puncak mataramku, kutemukan darma tentang cinta dan rasa.

"Tak banyak yang mesti kau lakukan, hidup bukan perkara bagaimana duniamu gemerlap, tapi bagaimana laku dan pekertimu. Cinta adalah bagian dari kehidupan dan segala yang mengatasnamakan dirinya, tak lebih dari bentuk kasihmu. Untuk dirimu sendiri dan manusia yang lain". 

Setelah suara itu lenyap. Aku berdiri dan kulihat, ia masih menyeru. Kepada Tuhan-Nya segala jiwa dan ruh dipersatukan.

Aku melangkah pergi dan lagu-lagu tadi, tak lagi terdengar. Sebelum jauh melangkah, lirih dalam hati berkata.

"Kita memang berbeda dalam segala, tapi soal cinta kau tahu siapa pemenangnya. Semoga kelak, tak lagi ada perbedaan diantara kita."

"Sampai berjumpa di kehidupan yang entah ke berapa dan semoga cintamu tak kalah oleh persoalan agama dan keyakinan yang banyak orang percaya".

***

Suatu waktu, kamu memiliki orang yang sangat kamu cinta dan sayangi. Tapi itu hanya sebatas perasaan, bukan kebersamaan.

Rasa haru yang dulu pernah kita rajut bersama, seketika menjalari ruang kepalaku. Ia membawa ragam dan jenis pasal tentang bagaimana silam kenang harus dipertanggungjawabkan, atas apa yang tak bisa dituntaskan.

Di tempurung kepalaku, ia menjelma rindu dan dendam. Sedangkan dalam hatiku, sesak seperti sambaran petir kala musim penghujan datang. Bergemuruh, sesekali membawa badai, dan pertautan antara kita, cinta dan masa lalu seperti serpihan air mata yang jatuh bersama segala keinginan dan penyesalan-penyesalan.

Kita adalah apa yang tak sempat dibicarakan sejarah. Hilang dari peradaban dan alpa dari perbincangan waktu muda.

Ruang kepalaku penuh kenang, sayang.
Kala ranum cintaku tak lagi manis,
jiwaku seperti gua-gua tua, penuh
sarang laba-laba."

Ruang kepalaku, bak ensiklopedia
di sana tersaji berbagai riwayat
antara kau dan aku.

Kita adalah legenda,
menjelma mitos dan kisah belaka.

Yogyakarta, 06 & 08 September 2022

Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama