Tersenyumlah dan Peluk Dirimu Sendiri

Ritus & Langgam - Saat ini, sudahkah kau putuskan. Akan terus bersamaku, berjalan bersama, dan mengakui segala hal yang kulakukan tanpa perlu mempertanyakan. Oiya, satu hal lagi “sesuatu yang kuanggap perlu dijelaskan akan dijelaskan dan sesuatu yang dipercaya perlu dibicarakan maupun diberitahu pasti akan dikabarkan, dipaparkan, dan diwartakan”. Jadi tak perlulah kau meminta apalagi memaksakan karena belum tentu kau akan siap dan mampu menerimanya dengan lapang. Ada saatnya segala sesuatu itu perlu diketahui dan ada jangka yang memang sudah pasti terjadi dan itu tak bisa dibatalkan.

“Perlu kau tahu lagi, hal baik dan benar akan kujelaskan. Sesuatu yang perlu dan penting akan dipaparkan dengan cukup baik sampai akhirnya kau memahami. Tapi ingat, jika di sana ada penolakan dan pertentangan. Takkan ada penjelasan kembali karena semua kata dan tutur yang keluar kemudian menjadi sia-sia”.


Sayang ... beberapa hari ini mungkin kau bertanya-tanya “apakah hubungan kita akan bertahan? Apakah kisah kita akan berakhir seperti ini dan bagaimana kamu akan bergerak ke depannya?” Segala kekhawatiran dan carut-marut muncul semua, menggerus pikiran dan menggerogoti hidupmu.

Tapi sadarkah engkau, kapan kau tak pernah seperti itu? Bukankah sudah cukup banyak kuingatkan dan kuceritakan, jangan seperti itu karena daya hidupmu akan terkikis perlahan dan itu tanpa kau sadari.

Seandainya kau mengerti dan memahami, bahwa hal-hal tak berguna yang sering kali kau pikirkan adalah ketakbergunaan, tidak memiliki manfaat, dan semua itu hanya menjadikanmu lelah. Aku tahu, susah bagimu.

Kau tahu mengapa? Alasannya karena kau tak pernah mau menerima dirimu sendiri, tidak mau menyelam lebih dalam ke dasar jiwamu. Kau selalu menyangkal dan menganggap bahwa orang lain lebih berbahagia dan baik dibanding dirimu.

“Buang jauh-jauh pemikiran seperti itu, kau itu lebih berarti dan hidupmu lebih berharga daripada isi pikiran yang kau rasakan saat ini”.

Sayang ... jika kau ingin membantah dan tak mempercayai apa yang kusampaikan tak mengapa. Seseorang tidak akan bisa mengubah orang lain sebelum orang itu sendiri yang mempercayai dan berkeinginan untuk mengubah dirinya sendiri.

Kadang di benakmu muncul keinginan untuk berubah, tapi pada akhirnya ia tertelan ego sendiri dan ketidakpercayaan diri. Energi positif di dalam jiwamu tergerus perlahan karena sedari dulu kau lebih memilih untuk mendahulukan kadar negatifmu. Bukankah sudah pernah kubilang ‘segala sesuatu harus dikembalikan ke diri sendiri dan jangan sekali-kali membandingkan dirimu dengan orang lain, karena kau dengan mereka berbeda.

Pun tidak baik, jika kau merendahkan dirimu sendiri dan menyanjung yang lain. Itu sama halnya kau mengkhianati dirimu sendiri dan ingin hidup selayaknya mereka. Kepribadian, emperis, dan kehidupan yang dijalani berbeda. Kau memiliki hidupmu sendiri dan mereka dengan pencitraannya sendiri. Jadi tak perlulah merendahkan dirimu serendah itu, karena bagiku kau berharga dan memiliki arti.

“Berbahagialah sayang, tak perlu memusingkan segala ketidakpantasan yang ada dalam kehidupan. Rawatlah dirimu dengan sebaik-baiknya dan jangan pernah lagi merendahkan dirimu sendiri. Kau adalah ranum cinta di pelataran rumahku dan kau adalah segala rasa yang ingin kuteguhkan, kubawa ke masa di mana hidup adalah milikmu dan kehidupan milik bersama.”

Tersenyumlah dan peluk dirimu sendiri. Sebab tiada yang lebih mengerti diri sendiri dibanding orang lain. Aku akan membantumu menuju taman yang penuh bunga-bunga yang wanginya menyebar selepas hujan dan musim semi datang.

Peluklah dirimu sendiri dulu, baru yang lain sayang. Kau berharga dan penuh makna di hidupku.

Photo by Taisiia Stupak on Unsplash
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama