Epos dan Kronik dalam Nubuat Cinta

Ritus & Langgam - Kadang pertentangan yang kita miliki adalah kekuatan dan kelemahan tersendiri. Begitu pula dengan cinta yang terkandung badan, ia tak lebih meriah daripada pesta pernikahan. Ada hal tabu dan abnormal di sana, meski begitu semua orang tampak berbahagia dengan pilihannya sendiri. Sepatutnya kita juga begitu, menjaga segala kemungkinan dan menanggalkan kekhawatiran.

Sayang ... mungkin kau bertanya-tanya tentang banyak hal yang membuatmu khawatir dan bentuk ketidaktahuan akan masa depan yang ada di relung jiwamu maupun segala riuh yang menumpuk di ruang kepala. Tapi tahukah kau, sayang? Jauh sebelum masa depan berubah, kita telah memutuskan untuk bersama dan hal-hal yang selalu kau takutkan tak lebih dari kekalutan belaka yang tak mungkin terjadi jika kau mengikuti apa yang kuyakini dan kupercaya.


Tak mudah bukan, jika harus memilih antara menetap dan bertahan. Tapi satu hal yang perlu kau ketahui, apa yang kupercaya adalah nubuat. Ia tak sekadar epos yang muncul karena kronik-kronik pujangga, ia adalah bentuk laku dan pekerti yang telah ada sebelum semesta diciptakan dan di huni oleh manusia.

“Di Arcapada, segala bentuk cinta lahir dan perebutan kuasa lebih meriah daripada pesta-pesta”.

Sebelumnya (mungkin) dalam kepalamu telah ditanamkan prasangka yang kemudian menjelma ketidakpercayaan akan segala hal yang kulakukan. Sayangnya, ia hanya sampai di sana sehingga bermanifestasi menjadi tindaklaku negatif. Hidup bukan tentang pengetahuan tapi tentang pekerti yang harus dibentuk menjadi tindaklaku. Becik dan murni.

Tenang saja, cinta dalam jiwaku masih berkembang dan ia bermekaran sepanjang waktunya. Tapi tidak mungkin ia akan subur seterusnya, karena sudah sepatutnya ketika kau memilih untuk bersamaku. Segala hal yang kulakukan tak perlu kau pertanyakan sebelum kujelaskan kebenarannya dan ada yang perlu ditegaskan kembali tentang bagaimana cara pandang yang berbeda.

“Kau akan hidup dengan cara baru atau dengan ajaran leluhur yang dengan sengaja dihilangkan dari peradaban dunia?”

Aku tahu dan cukup mengerti seperti apa dirimu, tapi tak perlu kujelaskan karena selalu ada hal yang harus disadari sendiri, aku hanya membantumu menemukan dan menunjukkan, dengan pesan dan tindak laku tersirat. Sebab hidup adalah persoalan berbeda daripada kehidupan, hidup adalah milik sendiri yang takkan pernah bisa diduakan, dibagi, apalagi harus disandingkan dengan yang lain. Ia adalah apa yang menggambarkan diri sendiri, membentuk dan menjadi sesuatu tampak realistis.

Satu hal lagi, ada gusar di dadamu dan ketakutan untuk sendiri. Jika kau bertanya apakah aku masih mencintai dan menyayangimu, jawabannya sudah jelas. Ya. Tapi hidup bukan itu, cinta adalah bagian dari kehidupan. Ia adalah perasaan yang timbul karena kita sedikit memiliki kesamaan dan ketertarikan. Kesamaan dan ketertarikan itu bisa direka dan diciptakan, sama halnya dengan sudut pandang baik dan benar.

Photo by Bernd Dittrich on Unsplash
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama