Latar dan Kisah di Balik Kumpulan Puisi Kitab Perjanjian

Ritus & Langgam - Adakalanya menulis menjadi salah satu cara bagi seseorang untuk menjelaskan keadaan, menuangkan ide-pikiran, realitas kehidupan, dan carut-marutnya kondisi dunia saat ini. Di lain sisi, ada yang memilih menjadikan rutinitas dan profesi. Pilihan untuk yang terakhir lebih banyak diambil, di luar sana banyak kita temukan penulis-penulis yang konsen dan fokus pada kepenulisan dengan harapan memperoleh pendapatan, sembari terus berusaha memupuk kemahirannya dalam kesusastraan.

Namun, bagi penulis-penulis pemula atau pendatang baru terkadang jarang dipahami bahwa ada sekelumit persoalan yang harus dipenuhi untuk menjadi golongan terakhir. Mulai dari pemetaan, riset, dan pengembangan tulisan sampai dengan bagaimana nantinya tulisan yang telah disusun beredar ke masyarakat, serta harus diterima sebagai kemanfaatan.


Proses kreatif setiap orang tentunya berbeda-beda, ada yang memperoleh hidayah atau ilham terkait tulisannya dari kehidupan orang lain, lingkungan, kondisi negara dan bahkan gejolak kediriannya. Artinya semua faktor di dunia ini menjadi landasan dasar bagi masing-masing penulis untuk menuangkan isi pikirannya.

Begitu pula denganku, ada saat di mana menulis menjadi salah satu cara mengentaskan kegelisahan, carut-marutnya pikiran, dan kehidupan -- baik pribadi, kawan, dan pasangan. Pun di satu waktu dikarenakan pekerjaan dan tanggung jawab yang dibebankan kepadaku. Selebihnya karena keinginan untuk menyelaraskan apa yang sepanjang waktu dialami dengan tujuan mengingat dan mereka ulang apa yang pernah dikerjakan dan dituntaskan.

Hal ini kemudian yang melahirkan kumpulan puisi, catatan, dan suluk laku hidup. Salah satunya tertuang dalam naskah kumpulan puisi "Kitab Perjanjian", di mana pembaca nantinya akan disuguhi puisi pertama berjudul "Mukadimah" sebagai pengantar dan puja-puji

Sudut pandang yang dipakai dalam "Mukadimah" adalah seorang muslim yang menghaturkan doanya kepada Tuhan, sebagai bentuk khidmatnya. Meski demikian, akan banyak ditemukan kontra pemikiran ateistik dan kepercayaan di puisi-puisi yang lain. Mulai dari bagaimana Tantra sebagai agama dan kepercayaan luhur pendahulu sebelum adanya 16 agama yang saat ini kita tahu.

Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama