Puisi "Terketuk, Terpuruk"


1/

Tanganku mengatup
dan mataku menutup.
Relung dada terketuk
tapi jiwa terpuruk.

Doa-doa yang melangit
bertaburan, layaknya debu
tertiup angin. Hinggap
pada tubuh-tubuh pilu.

Aku seperti pertapa
yang tak mengerti moksa,
tak kuasa berjalan; tertatih
penuh nestapa.

Aku seperti gembala, lupa arah
menuju damainya peluk
dan kasih orang tua.

Dudukku bersila,
kuhatur kasih Sang Widi

"Hidup selaksa doamu,
dan yang menghidupi adalah
jiwa suci luhurmu."

Jika peluk kasih tak mampu,
biar Bhatara menggerus seisi dunia.
Takluk dan tunduk atas kuasanya."

2/

Di penghujung waktu,
kusiarkan namamu
seperti puja mantra.

Sesaji dipersembahkan pada Bethara Sadana
Dikurun waktu, Haståwårå Sri perlambang welas asih.

Untukmu segala baik kuucapkan.
Hari ini maupun nanti
semua hal kembali, menjadi baik dan benar.

Di jangka waktu
yang telah ditetapkan, harum wangi
menyebar seperti dupa di malam hari.
Moderator

Divisi yang mengurus bagian komentar, tulisan masuk dan pertanyaan terkait blog ini

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama