Ritus & Langgam, Surat & Catatan --- Untuk Reimara.
Terkadang, rindu menjadi salah satu hal paling tak masuk akal yang ingin digapai setiap pasangan. -- Dikutip dari Naskah Kitab Perjanjian
Jiwamu, tempat segala langgam, di mana puja mantra patut dibacakan. Dalam ritus peribadatan, kusandikan namamu menjadi himne dan syair yang banyak orang percaya sebagai doa paling sakral, diturunkan dari epos dan nubuat.
"Saga menghampar dan di ronamatamu, jalan surga kutemukan.
Membentang panjang seperti khatulistiwa.
Laksana kisah pengembara yang percaya
kekuatan Batara, ia
berjalan di antara Haståwårå."
"Untuk rinduku yang khilaf beberapa waktu, kini ia
telah kembali pada jalan lurus
dan telah memeluk Islamnya sendiri
bahkan seabad lebih sebelum bertemu denganmu.
Ia cerminan atas agung cinta Dewi Sri dan ketulusan Batara."
"Cinta dan rinduku, sayang.
Bertumbuh dan subur.
Bergema menjadi puja dan mantra.
Pada sesaji dan doaku
yang bertasbih wirid kabulna.
Engkau ikhtiar dan sabda Padewan,
terkandung badan, seluruhnya."
Pertemuan kita, kelak akan terekam dalam "Kitab Perjanjian" di mana segala riuh adalah bukti khitbah atas apa yang kau sebut cinta dan bagiku tindak laku nilai hidup.
Untukmu, sayang. Yang percaya Tuhan di langit sana, cintaku tak lagi butuh perayaan yang berkumandang sepanjang waktu. Sebab aku percaya, cinta itu aku, abadi dalam dirimu. Bersatu dan berdiam dalam wujud dewa-dewa. Seribu abad lebih lamanya.
Semoga kau mengerti dan memafhumi, sehingga sejurus kemudian kau tak lagi bertanya-tanya, iman dan percaya lebih dulu mana.