Ritus & Langgam - Untuk Muhammad Asnal Mutholib. Musim pasti berganti dan sejarah akan terus menyesuaikan dengan kehendak alam, seperti halnya usia, dari belia menuju senja. Ambil semua kesempatan yang ada untuk terus bersama mereka yang kita sayangi. Karena jika harus dikatakan, hal paling sempurna dari kebahagiaan adalah bersama dengan mereka yang mengajarkan arti dari sebuah perjuangan.
Ada yang perlu diingat bersama oleh kita sebagai keluarga, satu-satunya tempat untuk kembali dan beristirahat dari lelahnya perjalanan, adalah pelukan ibumu dan tempat berlindung paling aman, adalah kasih luhur ayahmu yang tersembunyi di balik usahanya.
Nanti di masa depan yang tak begitu panjang waktunya, kita akan sama-sama mengingat bahwa hidup adalah tentang bagaimana kembali dari segala perjuangan dan petualangan. Di umur yang masih seperti balita ini, kita dihadapkan dengan pemikiran-pemikiran dangkal tanpa kesimpulan. Terkadang kita mengatakan bahwa hidup adalah tentang bagaimana menuntaskan segala perjuangan yang sebenarnya tidak pernah dilakukan dan dikerjakan, pun sesekali menyimpulkan hasil bacaan sebagai bentuk pengetahuan meski adakalanya menjadi tindak kekeliruan.
Sama halnya dengan apa yang kita temukan dalam pencarian jati diri dan arti kehidupan, adakalanya kita memahami bahwa hidup adalah nilai yang kemudian menjadi laku. Sedangkan yang terkandung badan, tak lebih dari wadah untuk menampung segala kebutuhan.
Nak, kita sering kali tertipu oleh megahnya dunia yang tidak pernah diketahui ujungnya. Sesekali cobalah untuk kembali pada dirimu sendiri; mengingat-ingat apa yang sebenarnya kita butuhkan; merumuskan dan mendefinisikan sekali lagi makna dari sebuah hidup.
Kita menjalani keseharian dengan kesibukan-kesibukan, cita-cita juga hal-hal yang dianggap sebagai perjuangan. Namun hal mendasar yang seharusnya diingat adalah "sejak kapan kita dikatakan hidup".