Sehimpun Puisi Mengukuhkan Pengetahuan

Ritus & Langgam - Beberapa puisi yang ada di bawah ini pernah dipentaskan dalam kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa Seni dan Budaya Universitas Cokroaminoto Yogyakarta sebagai bentuk apresiasi dan olah pikir akan pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.


Pembacaan puisi ini dibacakan serentak oleh masing-masing fakultas, mulai dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP) hingga Fakultas Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kemudian diakhiri dengan puisi penutup yang dibawakan secara bergantian dari bait ke bait.

#Puisi Pertama - Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan

Haruskah kita beranjak ke kota
yang penuh dengan tanya?¹

Dari seberang pulau,
jauh langkahku mencari
makna tentang kehidupan.
Sebuah proses belajar
mengukuhkah pengetahuan dalam diri.

Aku di sini, menapaki
ruas-ruas jalan, digariskan bintang.
Titik terang pencarianku,
kebenaran ilmu pengetahuan.

#Puisi Kedua - Fakultas Ekonomi

Aku datang …
Pulau yang jauh dari kenyamanan.
Hak dan kewajiban, kupupuk tumbuh.
Segala kebutuhan dan pemenuhan,
setidaknya harus kurasakan
di sini, di rumah kita.

Hak mereka harus diserahkan, kepadaku
dan kewajibanku untuk almamater.

#Puisi Ketiga - Fakultas Hukum

Jangan biarkan darahku
mendidih, panas api neraka.
Keadilan dan kesejahteraan,
biarkan kami merasakan.

Di rumah kita ini,
hilangkan segala kesukaran dan
Bentuk penindasan dan ketidakadilan.

Ada salam yang ingin kusampaikan:

“Rasaku yang tumbuh
dan jiwaku terbelah separuh.
Untuk rumahku,
untuk kesejahteraan bangsaku.
Tempat bernaung, rasa aman dan nyaman.”

Biarkan aku dan mereka
merasakan, apa itu keadilan
dan kesejahteraan.

#Puisi Keempat - Fakultas Teknik

Rumahku berhias pagar betis,
tumpukan tanahnya tercipta
dari keringat orangtua.

Duhai para pesohor dan birokrasi,
tempat indah dan kokoh adalah mimpi.

Bangunan tua penuh sejarah ini,
jangan biarkan lapuk
tergerus zaman, lalu mati.

Setidaknya biarkan ia kokoh
terawat, penuh cinta.
Bukan dengan janji,
delusi dan ilusi.

Bukankah tanah dan bangunan ini
tetap berdiri karena perjuangan?
Biarkan ia tetap berdiri
kokoh, tak menjadi debu.
Tergerus dan dirobohkan.

#Puisi Kelima - Fakultas Pendidikan Agama Islam

Berbekal iman,
dogmatis dan ajaran.
Kutanamkan. Mengakar dalam.

Jiwaku yang gersang
biarkan dihujani doa-doa alam.

Tentang iman dan keselamatan,
biarkan Tuhan menggariskan
pada aliran nadi dan darahku.

Mungkin dengan ajaran Tuhan,
aku dan kalian bisa dijernihkan.
Hati dan pikirannya.

#Puisi Penutup

Lebih baik di sini, rumah kita sendiri
Segala nikmat dan anugrah yang kuasa²

Tanamkan dalam diri,
jiwa dan pikiran,
pengetahuan dan kesadaran.

Rumah kita di sini,
proses dan cara memahami dunia.

Di kampus ini
cita-cita luhur pendiri,
jangan kau kotori.
Biarkan ia tetap bersih jernih
“Sebersih tauhid” dalam trilogi
dan sejernih iman yang diajarkan ilahi.

Biarkan cita-cita dan mimpi
tetap tinggi “setinggi ilmu pengetahuan”
dalam wasiat pendiri.

Biarkan kami tetap pandai
dan tak mudah dikelabui.
“Sepandai siyasah” dalam ajaran guru besar kami.

Di kampus ini,
bakti kan kami berikan.
Untuk pribadi dan kemajuan.

Membentanglah sayap kampus Cokroaminoto
dengan visi dan misinya.
Jangan biarkan ia mati ditimpa
kepentingan dan keinginan sesat setan-setan.

Rumah kita di sini,
kampus tercinta Cokroaminoto.

Pupuklah mimpi dan keinginan
kami tetap di sini,
untuk almamater dan nama baik guru kami.

Cokroaminoto, segalanya adalah bukti,
bakti dan pengabdian kan kami beri.

Catatan:
  • Pada catatan kaki adalah lirik lagu dari God Bless yang berjudul "Rumah Kita".
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama