Aku mencintaimu dengan cara
yang tak cukup dikenal manusia;dengan tabah penuh doa-doa
melangit menuju-Nya sebuah harapan.
Tak perlu kusebutkan
padamu atau sekian orang
yang mempertanyakan.
Seperti yang kupercaya saat ini
rasaku telah mengimani bahwa
perjuangan adalah darma yang
tak mungkin khilaf.
Cinta satu-satunya cara
kembali padamu, dengan ajaran Tuhan
dan islam yang penuh keselamatan.
Jika harus mengajukan pertanyaan
hanya satu yang bisa kusampaikan:
Bolehkah aku mencintaimu? Untuk
selebihnya, kuserahkan kepada-Nya
cinta dan jawaban yang mungkin
tak mampu kudengar jelas darimu.
Semoga kau mengenali bahasa tubuh
bersikap peka dan tak acuh.
Rasaku yang terus tumbuh
doa-doa tak melepuh meski (mungkin)
dengan sengaja kau biarkan
aku menduga-duga.
Bolehkah aku mencintaimu
seperti sabda Tuhan: Aku lebih dekat
dari urat nadi?.