Kehidupan dan Perjuangan yang Tak Mudah

Seri Prosa dan Kontemplasi Achmad Fauzy Hawi
Ritus & Langgam, Prosa --- Aku tempa sebuah hati dari luka-luka kelam, tangguhkan jiwa dari penyesalan-penyesalan. Semoga Tuhan kembali mengajarkan, bagaimana cara mencintai seseorang dengan benar. Mungkin dengan begitu akan aku dapatkan, kenyataan yang tidak pernah meremukkan masa depan; kekokohan yang bisa dijadikan benteng pertahanan. Sebelum akhirnya memilih berjuang, merumuskan ulang tujuan dan rencana kehidupan.

Segala hal — pelajaran yang gugur laiknya air mata mengembun luka-luka — seakan-akan luruh satu persatu menghantam kedamaian dan kebahagiaan. Engkau … Semoga bukan kendala, datang atas nama keadilan, mendakwaku dalam bayang-bayang tak berkesudahan. Biarkanlah detik ini aku kembali belajar seperti apa mencintai yang benar, merangkum rumus-rumus yang lama kutinggalkan. Dari rajutan doa dan kata, masa lalu (yang banyak orang sebut kenangan) kembali berpetualang.

Bahasa cinta dirahasiakan kehidupan. Datang sebuah pesan, tidak pernah disebutkan tuannya. Doa dalam kata belum genap kalimat dan maknanya. Adakah engkau kembali bermuara, pada sebuah hati menjelma dewa-dewa. Semoga apa yang datang dan yang akan tinggal tidak pernah menyakitkan, menuntut pembalasan atas hidup yang lupa disemogakan seperti masa lalu rontokkan iman di dada.

****

Berita-berita disampaikan setiap ada kesempatan. Seumpama teguran, tak jemu-jemunya memperingatkan. Stigma serupa doktrin tentang kewajiban, disebutkan dalam nubuat para moyang dan meresap pada saripati jiwa. Dijadikannya suatu keyakinan dan pedoman untuk melahirkan upaya-upaya (benar baginya dan salah bagi mereka).

Kehidupan yang telah tertinggal jauh di belakang masih menjadi pertanyaan besar, akan mengarah ke mana dan membawa kita pada masa yang seperti apa begitupun dampak yang ditimbulkannya. Bagi sebagian orang dan sejarawan, kehidupan selalu tidak pernah alpa dibicarakan, seakan-akan menjadi pembahasan kekal tak berkesudahan karena bagi mereka selalu ada tantangan dan persoalan baru yang harus dipecahkan.

Menjalani hidup adalah bagaimana caranya bertahan dan terus berjuang. Ketika datang satu masa yang sulit dan mengantarkan kita pada keadaan yang begitu pelik, maka kehidupan laksana ombak badai, membenturkan kita pada karang-karang. Sebaliknya, kehidupan bisa berubah menjadi taman surgawi, membawa kehangatan dan kebahagiaan.

Perjuangan yang sebenarnya bukanlah ketika merasa tersesat atau bukan pula ketika hilang harapan. Melainkan perjuangan itu adalah saat hendak hilang pijakan dan tidak lagi memegang kenyataan namun masih terus berusaha dengan sekuat tenaga, karena perjuangan adalah tidak menyerah pada kondisi dan situasi apapun.

Seperti itulah hidup, akan terus berlanjut meski kadang dada terasa remuk dan kaki terasa tak lagi mampu melangkah. Namun hidup memberi kesempatan, bagi mereka yang tidak pernah menyerah dan Tuhan selalu punya cara untuk memberi pertolongan atas hal-hal yang dilupakan manusia.

Achmad Fauzy Hawi

Sering mendengarkan daripada bercerita, lebih banyak minum kopi hitam daripada menulis. Bisa dijumpai juga di sosial media dengan akun Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama