Hubungan Teori di Kuliah dengan Dunia Kerja

Ritus & Langgam - Pendidikan bagi kebanyakan orang sekarang adalah sesuatu yang sakral, dogmatis yang turun setelah tahun 70-an menjadikan pemahaman masyarakat berubah. Keinginan masyarakat awam bak konklusi yang saling ikat-mengikat. Jika tidak hati-hati, simpulan bisa diadaptasi menjadi asumsi bahwa "orang-orang yang mengenyam bangku sekolah dan kuliah dipastikan kemakmurannya". Tapi nyatanya kehidupan tidak berbanding lurus dengan penghidupan itu sendiri. Ada perbedaan besar yang acapkali keliru dipahami oleh kebanyakan lulusan sekolah maupun perguruan tinggi.


Mau disangkal atau tidak. Kebanyakan akademisi memilih sebuah jurusan dengan maksud bekerja, karir, dan kekayaan sebagai balasan atas waktu yang dihabiskan sebelum bekerja dan membangun usaha. Disadari atau tidak, hampir seluruh mahasiswa pada mulanya lebih senang dengan hal-hal yang bersifat euforia, imajiner, dan bahkan ada yang dengan entengnya mendikte dirinya sendiri sebagai sekelompok hedonis.

Jika mau diingat-ingat ketika kita semua masih di bangku sekolah maupun saat di perguruan tinggi. Waktu yang dihabiskan lebih banyak ke rutinitas "senang-senang", memuaskan keinginan yang tak ada kaitannya dengan jurusan atau bidang yang dijadikan konsentrasi. Saat masih MABA pun tentu kita hanya menjadi mahasiswa/i yang berpuas diri dengan mendengarkan penjabaran panjang lebar dosen, yang tak banyak dimengerti.

Hal-hal itu juga pernah kualami meski setelah di semester 2 dan seterusnya lebih mengkritisi apa yang disampaikan oleh dosen, terlebih dengan jurusan yang kuambil. Di mana manajemen ekonomi lebih sering berkutat dengan perkembangan, baik dari segi kebijakan pemerintah, pertarungan politik, bahkan dalam ekonomi globalnya pun memberikan pengaruh. Namun naasnya, teori yang banyak beredar tak banyak berubah dan tak pernah bisa mengimbangi.

Ekonomi selalu berbicara tentang pendapatan dan kerugian, di mana dalam dunia bisnis pun selalu menekankan pada tujuannya. Perhitungan antara income dan outcome selalu diperhatikan. Selain itu dalam segi manajemen dan perkembangan ekonomi,  teori tak bisa mengimbangi kuantitas yang ditargetkan. Begitu pula teori takkan bisa menopang penyelesaian masalah yang ada di dalam perusahaan secara mutlak. Secara tidak langsung teori hanya anggapan dan tesis yang diajukan. Sebaliknya ekonomi adalah fluktuasi nilai uang dan waktu.

Maka setelah cukup lama kuliah dan mencari pembuktian dengan dunia kerja, standar yang termaktub dalam teori para ahli tak lebih dari persepsi. Pendapat yang muncul dikarenakan emperis penulisnya, pengusung teori yang diambil dari antitesa teori yang lain.

Pengetahuan menjadi suatu cara kooptasi keuntungan, keilmiahan, dan tolok ukur pemahaman di kelas saja. Selebihnya untuk dunia praktisi yang selalu bersinggungan dengan deadline, perkembangan teknologi, dan ragamnya keinginan masyarakat. Teori tak bisa dipakai secara utuh, ia hanya madu yang kita tahu bahwa rasanya manis.
Ritus & Langgam

Manuskrip digital dan dokumentasi tulisan Achmad Fauzy Hawi

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijak

Lebih baru Lebih lama